CEK SEKARANG! Wanita Ini Kanker Payudara Hingga Meninggal, Ternyata Puting dengan Ciri Ini Bisa Jadi Gejalanya

NKRIku.com – Anda pasti tidak asing lagi dengan wajah Renita Sukardi kan?

Wajahnya memang wara wiri di layar TV sebagai pesinteron terkenal.

Sayang, umur manusia memang tak ada yang tahu.

Renita diketahui menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).

Sebelum meninggal Renita Sukardi mengidap penyakit kanker payudara stadium 3B.

Ini adalah kali kedua Renita Sukardi divonis dokter mengidap kanker payudara.

Tahun 2014 silam, Renita sempat dinyatakan sembuh dari kanker payudara yang menyerangnya.

Namun nahas, sel kanker jahat itu kembali aktif sekitar tahun 2015 silam.

Nah, ternyata gejala kanker payudara bisa diketahui dari puting dengan kondisi ini.

Badai Cobaan Menerpa Renita

Cobaan demi cobaan datang kepada Renita sejak 2012.

Setelah memiliki anak, Andi Jabbar Al Mufti, Renita dan suaminya Andi Hilmi Salahuddin ingin memiliki anak kembali.

Pada tahun 2014 Renita hamil.

Namun, Renita mengalami vlek yang berlanjut dengan pendarahan, diketahui bahwa jantung bayi yang dikandungnya sudah tak berdetak lagi.

Berita itu sangat mengguncang Renita.

Apalagi, kehamilan itu memang sudah direncanakan. Saat itu, putra pertamanya sudah berumur 2 tahun dan saatnya punya adik.

“Awalnya saya merasa mampu melakukan segalanya sendiri. Sehari-hari saya sendiri yang mengasuh Al (anaknya) yang aktif,” katanya waktu itu.

Tak lama kemudian, ternyata pesinetron ini merasakan ada keanehan pada payudaranya.

Dalam pemeriksaan ditemukan FAM atau Fibroadenoma mammae, yakni tumor kecil di payudara Iren.

Suami Renita Sukardi menyebutkan kalau tulang sang istri mengalami kerapuhan saat divonis kanker.

“Awalnya Juli 2014 itu ketahuannya. Mulai muncul tuh, terasa ada benjolan terus diperiksa. Kata dokter tuh yang pertama ketemu itu FAM,” ucap suami Renita Sukardi, Andi Hilmi Salahuddin, dilansir Grid.ID di RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2017).

Pada saat itu, Renita sudah sempat menjalani operasi pengangkatan FAM tersebut dan berjalan lancar.

“FAM tuh kayak tumor tapi jinak, jadi diangkat. Operasinya kecil, cuma angkat tumor doang. Itu pun nggak sampai nginep (di rumah sakit). Operasi pagi, sore sudah pulang lagi,” tambah Andi Hilmi.

Namun nahasnya, ketika menjalani pemeriksaan lebih lanjut, ternyata Renita divonis kanker payudara stadium 2.

“Tapi besokannya, ketahuan setelah dibiopsi, ada sel kanker. Waktu itu divonis dia kanker payudara stadium 2,” jelas Andi Hilmi.

Ketika divonis kanker payudara stadium 2, Renita pun ternyata sempat menjalani terapi dan sempat merasa sudah sembuh walau ternyata hasil berkata lain.

“Kemudian diterapi, ada satu dokter di daerah Menteng sana. Terapi dua bulan langsung sembuh, kemudian di akhir 2015, ternyata muncul lagi,” kata Andi Hilmi.

“Sebenarnya waktu itu dokter bilang, walaupun (sel kanker) kamu sudah hilang, tapi kan masih ada sel-sel kecil yang tidak terdeteksi. Nah, sel-sel ini kalau nggak diatasi, akan membesar,” tutur Andi Hilmi.

Renita pun beranggapan dirinya sudah sembuh total sehingga tidak pernah menjalani pemeriksaan kembali. Makanan Renita pun juga kurang dijaga.

Pada akhirnya setahun kemudian tepatnya pada April 2016 penyakit itu muncul kembali.

Sejak saat itu hingga sekarang, keadaan Renita tidak kunjung membaik bahkan terbilang lebih parah hingga akhirnya meninggal.

Gejala Kanker Payudara Selain Benjolan

Dilansir dari Healthline, sebanyak 80 persen benjolan di payudara belum tentu gejala kanker.

Kendati demikian, setiap orang wajib melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mendapati benjolan di payudaranya.

Selain itu, kenali beberapa gejala awal kanker payudara selain benjolan sebagai berikut:

  1. Payudara terasa nyeri

Melansir Medical News Today, ciri-ciri kanker payudara tahap awal yakni sel-sel di kulit mengalami perubahan.

Perubahan ini kerap memicu rasa sakit, nyeri saat ditekan, dan rasa tak nyaman pada payudara.

Beberapa penderita kanker payudara ada yang menggambarkan rasa sakitnya berupa rasa panasmirip terbakar.

Meskipun kanker payudara seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, penting untuk tidak mengabaikan setiap perubahan pada payudara.

  1. Payudara membengkak tanpa sebab jelas

Gejala awal kanker payudara selain benjolan lainnya yakni payudara atau area payudara membengkak.

Ukuran payudara bisa berubah menjadi lebih besar, terutama dipengaruhi perubahan hormon seperti saat menstruasi, hamil, menyusui, dll.

Anda perlu waspada apabila payudara tiba-tiba membengkak, ukuran salah satu payudara berbeda jauh, atau bentuknya sangat lain dari payudara sebelahnya.

Tak hanya membengkak, tanda kanker payudara lain yakni kulit di sekitar payudara juga terasa kencang.

  1. Perubahan tekstur kulit payudara

Kanker payudara dapat menyebabkan perubahan tekstur kulit sekitar dan pada payudara.

Perubahan tekstur kulit ini disebabkan peradangan pada sel-sel kulit payudara.

Beberapa perubahan yang kentara di antaranya kulit bersisik atau sangat kering di sekitar puting dan areola, kulit di bagian payudara menebal, dan gatal di sekitar payudara.

Namun, tidak semua perubahan tekstur kulit payudara merupakan gejala awal kanker payudara.

Perubahan tekstur kulit payudara juga bisa disebabkan dermatitis dan eksim.

  1. Kulit payudara mendadak kemerahan

Gejala awal kanker payudara selain benjolan lainnya yakni perubahan warna kulit sekitar payudara.

Sejumlah penderita kanker payudara mengalami kulit di sekitar payudaranya jadi kemerahan, ungu mirip memar, atau kebiruan.

Anda perlu waspada jika payudara tiba-tiba kulit sekitar payudara berubah warna padahal tidak mengalami trauma fisik seperti terbentur.

  1. Muncul lesung pipit di payudara

Lesung pipit di kulit payudara bisa jadi ciri-ciri kanker payudara tahap awal yang agresif.

Biasanya, lesung pipit ini disebabkan peradangan pada jaringan payudara.

Sel-sel kanker dapat memicu penumpukan cairan getah bening di payudara dan menyebabkan kulit bengkak, berlesung pipit, bahkan berlubang.

Apabila ada lesung pipit di payudara, segera konsultasi dengan dokter.

  1. Puting susu mengeluarkan cairan tak lazim

Cairan yang keluar dari puting padahal tidak sedang menyusui juga bisa jadi tanda gejala awal kanker payudara selain benjolan.

Cairan tersebut bisa encer maupun kental.

Warna juga bisa bervariasi mulai dari bening, keruh putih mirip susu, kuning, hijau, atau kemerahan.

Konsultasikan ke dokter jika ada cairan tak lazim keluar dari puting susu.

Hal yang perlu diingat, cairan dari puting payudara tidak selalu tanda kanker payudara.

Bisa jadi kondisi tersebut disebabkan infeksi payudara, efek samping pil KB atau obat tertentu, sampai penyakit tiroid

  1. Kelenjar getah bening membengkak

Kelenjar getah bening adalah kumpulan jaringan sistem daya tahan tubuh.

Kelenjar ini berfungsi menyaring dan menangkap sel-sel yang potensial berbahaya.

Termasuk bakteri, virus, dan sel kanker.

Jika sel kanker menjalar atau berkembang di luar payudara, tempat pertama yang disinggahi adalah kelenjar getah bening ketiak di sisi yang sama dengan payudara.

Kondisi ini menyebabkan pembengkakan di area tersebut.

Selain pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, benjolan dari kelenjar getah bening yang bengkak juga bisa terasa di sekitar tulang selangkangan.

Tapi, perubahan pada jaringan getah bening juga bisa disebabkan infeksi payudara atau penyakit lain yang tidak terkait kanker payudara.

  1. Puting susu jadi tenggelam

Gejala awal kanker payudara selain benjolan adalah perubahan pada sel sekitar puting susu.

Kanker payudara dapat menyebabkan puting susu terbalik ke bagian dalam payudara.

Atau, puting susu mengalami perubahan bentuk dan ukuran.

Dalam kondisi normal, puting susu tampilannya kerap berubah selama ovulasi atau sekitar siklus haid.

Anda perlu waspada jika merasakan perubahan bentuk puting susu di luar siklus haid dan perubahannya menetap.

Menyadari kondisi dan perubahan pada payudara sendiri bisa jadi cara mengetahui tanda atau gejala kanker payudara.

Apabila Anda mengalami beberapa gejala awal kanker payudara selain benjolan di atas, baiknya konsultasikan ke dokter.

Terutama apabila perubahan pada payudara tidak terkait siklus haid, cedera, atau punya riwayat penyakit tertentu.(***)

Comments


EmoticonEmoticon