NKRIku.com – Dokter yang juga seorang healthy vlogger, dr. Ema Surya Pertiwi mengungkapkan mengenai tanda-tanda kulit seseorang yang mengalami diabetes.
Menurut dr. Ema tanda-tanda kulit pada penderita diabetes seringkali diabaikan dan hanya dianggap masalah kulit biasa.
Padahal, menurut dr. Ema tanda-tanda kulit yang muncul dapat menandakan seseorang mengalami diabetes.
Lebih lanjut, beberapa gejala atau tanda-tanda pada kulit yang menandakan diabetes atau gula darah tinggi diungkapkan oleh dr. Ema Surya Pertiwi, melalui video kanal Youtube Emasuperr yang dilansir MapayBandung.com pada Kamis 27 Januari 2022.
“Biasanya seseorang dengan penderita diabetes baru mengetahui jika sudah terkena gula darah tinggi saat sudah kronis,” ujar dr. Ema.
Lebih lanjut, berikut ini adalah gejala-gejala yang terjadi pada kulit saat seseorang mengalami diabetes atau gula darah tinggi:
- Candidiasis albicans atau jamur pada kulit
Tanda-tanda jamur ini adalah munculnya lingkaran merah atau keputih-putihan dengan rasa yang teramat gatal.
Selanjutnya lokasi jamur ini biasanya pada lokasi yang lembab-lembab seperti area selangkangan, pantat, area vagina, belakang tengkuk, paha bahkan sampai di area lipatan-lipatan perut.
“Jika sering mengalami jamuran pada area kulit dan diobati terus menerus tapi tidak kunjung sembuh, maka disarankan untuk melakukan cek gula darah,” ujar dr. Ema.
- Acanthosis nigricans atau area kehitaman pada tubuh
Biasanya area kehitaman ini sering disalah artikan sebagai daki, dan biasanya kehitaman ini akan muncul disekitar tengkuk, ketiak, selangkangan bahkan hingga area vagina.
Acanthosis nigricans ini menjadi tanda resistensi insulin atau ketidakmampuan insulin untuk menangkap gula darah.
Selain itu Acanthosis nigricans sering muncul pada penderita obesitas, PCOS dan pada penderita gangguan hormonal.
- Necrobiosis lipoidika atau bercak kemerahan pada kulit
Necrobiosis lipoidika disebabkan penipisan bagian kulit dimana terjadi perubahan kolagen dan lemak di dalam kulit, dan biasanya terjadi di bagian tungkai bawah kaki karena aliran darah pada bagian tersebut tidak terlalu lancar.
- Melepuh
Ada beberapa kasus dimana jika gula darah terlampau tinggi akan muncul lepuhan-lepuhan mirip seperti tersiram air panas tetapi tidak terasa apapun dan tanpa disadari sudah muncul lepuhan begitu saja.
Jika lepuhan tersebut tidak segera diobati maka akan menimbulkan luka yang sulit untuk diobati dan kana menjadi seperti luka borok.
- Luka terbuka yang tidak kunjung sembuh
Pada penderita diabetes ketika mengalami luka terbuka terutama di bagian kaki atau tangan hingga area lainnya, luka tersebut akan sulit untuk sembuh bahkan sampai memunculkan nanah yang berbau busuk dan menimbulkan bekas kehitaman.
- Dermopati diabetik atau bintik-bintik kering
Biasanya gejala ini muncul dengan garis-garis warna coklat. Selain itu, gula darah yang terlampau tinggi bisa menyebabkan nekrosis di area kulit, terutama di area kulit yang sering tertekan atau yang aliran darahnya kurang lancar.
Dermopatik diabetic ini biasanya akan mulai menghilang jika gula darah sudah terkontrol lagi, dan biasanya akan menghilang sekitar 6-12 bulan lamanya.
- Eruptive xanthomatosis
Erupsi ini muncul seperti bintik-bintik berjerawat pada area kulit. Biasanya erupsi ini berwarna kekuningan dan munculnya di area pantat, paha, lekukan siku, dan bagian belakang lutut.
Munculnya benjolan atau jerawat ini diakibatkan dari reaksi gula darah yang terlalu tinggi pada darah yang berimplikasi pada kulit.
- Skin Tag atau pertambahan kulit
Biasanya skin tag sering muncul pada area wajah, tangan, ekstremitas maupun area punggung.
Jika seseorang mengalami skin tag atau pertambahan kulit yang lumayan cukup banyak hal tersebut bisa menjadi penanda dari gula darah yang terlalu tinggi.
“Oleh karena itu seseorang yang memang ada faktor risiko diabetes disarankan untuk rutin mengecek kadar gulanya paling tidak setiap 3-6 bulan sekali,” ungkap dr. Ema.***
Artikel ini telah tayang di mapaybandung.pikiran-rakyat.com dengan judul Jangan Diabaikan! Tanda-tanda di Kulit Semacam Ini Jadi Ciri Diabetes Lho.. Kata dr. Ema