NKRIku.com - Kisah seorang kakek penggembala bebek di Serang Banten bernama Sarneli (70) viral.
Kakek Sarneli viral karena menabung hingga Rp104 juta tapi uang yang ia kumpulkan susah payah itu ternyata banyak yang tak laku lagi.
Uang yang dikumpukan Kakek Sarneli selama kurang lebih 10 tahun yang lalu itu banyak yang tak bisa dibelanjakan lagi sebab banyak di antaranya ada pecahan uang berjenis emisi lama.
Yang bikin pilu, belakangan diketahui uang itu adalah hasil pendapatan yang diterima Sarneli sebagai pengembala bebek.
Keluarga kakek Sarneli, Ola Sahala, mengaku sangat terkejut dan tidak menyangka Sarneli dapat mengumpulkan uang sebanyak itu.
Adapun uang itu disimpan Sarneli di dalam ember dan plastik yang disusun di tempat tidurnya.
"Saya juga kaget pas tahu Pak Sarneli ini punya tabungan. Awalnya saudara yang nanya karena kodisinya beliau inikan sakitnya udah lama."
"Selama ini saya engga tahu kalau beliau selalu menyimpan uang yang didapatnya. Pas ditemuin ya itu ada yang disempen diember ada juga dipelastik," kata Ola dikutip dari TribunBanten.com .
Kini Sarneli tidak lagi menggembala bebeknya karena sakit dan hanya bisa terbaring lemah.
Ia juga hanya mengandalkan bantuan dari saudara dan tetangganya.
"Sakit kaki kanannya luka jadi engga bisa jalan, ya sekarang sehari-harinya tiduran aja, kalau makan atau apa ya sama kita," kata Ola.
Ola mengatakan, uang yang berhasil dikumpulkan oleh Sarneli akan disimpan untuk keperluan dan kebutuhan Sarneli.
Uang Dihitung Warga, Disebut Ada yang Hilang
Diwartakan TribunBanten.com sebelumnya, warga yang mengetahui ini lantas membantu untuk menghitung jumlah uang milik Sarneli.
Namun, sebanyak Rp 10 juta uang itu ada mengalami kerusakan, namun sisanya masih dalam kondisi baik.
Adapun uang tersebut terdiri dari uang pecahan Rp10.000, Rp20.000, hingga Rp100.000 dengan cetakan lama atau emisi tahun 1990-an.
Setelah dibantu dihitung oleh warga, jumlah total uang yang terkumpul ada Rp 104 juta.
Belakangan diketahui sebagian uang tersebut hilang.
"Pecahan besar memang ada tapi itu tahun lama yang Rp100 an. Tapi engga tahu kemana soalnya kemarinkan banyak warga yang bantu ngitungin," kata Ola, Kamis (27/4/2023).
Diketahui, uang yang hilang milik Sarneli tersebut merupakan emisi lama tahun 1998 dan 1999.
Pihak Bank BI Datangi Rumah
Mendengar kabar ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten lantas mengujungi kediaman Sarneli.
Mereka bermaksud untuk memastikan dan mengcek kondisi uang yang berhasil dikumpulkan oleh kakek Sarneli.
Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) KPW BI Banten Syahrun Romadhoni mengatakan uang pecahan Sarneli berupa pecahan kecil mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 10.000.
Selain itu, petugas BI juga menemukan sebagian uang kertas yang sudah tua.
Yakni uang kertas pecahan Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000 seri tahun 1998 dan 1999.
"Kita juga tadi temukan beberapa uang kertas dengan emisi lama ya, tahun 1998 dan 1999, ini sudah tidak bisa ditukarkan," kata Syahrun, Kamis (27/4/2023).
Pasalnya, sesuai peraturan Bank Indonesia nomor 10/3/PBI/2008, uang lama itu sudah ditarik dari peredaran sejak tahun 2018 dan telah habis masa penukarannya.
Namun, sebagian besar uang milik Sarneli masih berlaku dan masih bisa ditukarkan di BI.
"Tapi sebagian besar uang kertasnya itu masih berlaku dan bisa ditukarkan," ujar Syahrun.
Sosok Kakek Sarneli
Kakek Sarneli yang kini berusia 70 tahun lebih itu merupakan warga Kelurahan Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
Kakek Sarneli tinggal di sebuah kamar berukuran 2×1,5 meter, yang masih menempel dengan rumah saudaranya.
Sarneli hanya tinggal seorang diri. Dirinya tidak memiliki seorang istri dan anak.
Dahulu kakek Sarneli bekerja sebagai pengembala bebek setiap harinya.
Uang hasil ia bekerja inilah yang ia sisihkan untuk menabung.
Selain itu, beberapa uang yang didapatkan dari pemberian warga dan juga dana bantuan pemerintah pun selalu disisikan untuk menabung.
Namun, kini kondisi kakek Sarneli hanya bisa terbaring lemas di atas tempat tidurnya, yang terbuat dari bambu dan beralaskan kasur kapuk.
Karena kondisi kaki kanannya yang terluka, terhitung sudah dua bulan lebih Kakek Sarneli mengalami sakit.
Di dalam kamar yang tidak begitu luas, kakek Sarneli mengabiskan hari-hari.
Di dalam kamar juga tersedia beberapa makanan dan juga minum.
Untuk makan, Kakek Sarneli hanya dapat mengandalkan bantuan dari saudara dan ponakannnya, yang mau merawatnya.
Kondisinya yang sudah tidak lagi muda, pendengaran kakek Sarneli pun sudah berkurang. Harus dengan nada tinggi jika ingin berbicara dengannya.
Tidak hanya itu, sejak jatuh sakit, kakek Sarneli juga sudah lupa dengan uang- uangnya. Bahkan dirinya juga sempat menanyakan total uang yang berhasil ia tabung.
Hal tersebut ditanyakannya langsung kepada Saudaranya, Ola Sahala (55) yang biasa mengurus Kakek Sarneli.
"Ana pira kabeh picise (ada berapa banyak uangnya)," katanya kakek Sarneli kepada Saudaranya tersebut.
Bahkan, Kakek Sarneli juga meminta agar uang tersebut ditukarkan saja dan dan disimpan.
"Ditukeraken bae duite," katanya.
Pada saat ditanya kenapa menyiapan uang di dalam ember dan pelastik, tidak langsung ke Bank? Dan untuk apa uangnya?
Kakek Sarneli hanya menjawab "Uwis mari (sudah berhenti)."
Sementara itu, pihak keponakan Kakek Sarneli, Marsai berencana akan membawa Sarneli ke RSUD Banten, agar dapat dilakukan perawatan medis guna kesembuhannya.
"Hari ini atau besok kami dari keluarga akan membawanya ke RSUD Banten. Nanti uang miliknya ini untuk perawatannya," katanya.(***)
Artikel ini telah tayang di bangka.tribunnews.com dengan judul Kisah Kakek Sarneli Pengembala Bebek Menabung Rp104 Juta Tapi Uangnya Tak Laku Lagi, Ini Kata BI