KASIHAN! Dugaan Pengakuan 40 Warga Desa Ini Dicoret Penerima BLT Gegara Pilkades

NKRIku.com – Sebanyak 40 warga Desa Waji, Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku dicoret dari daftar penerima bantuan langsung tunai (BLT) oleh kepala desa setempat bernama Setta.

Kades tersebut diduga mencoret nama warga hanya karena tak mendukungnya saat Pilkades.

“Ada 40 warga Desa Waji yang dikeluarkan sebagai penerima BLT dan kemarin sudah menyampaikan aspirasinya di DPRD Bone,” kata Ketua Komisi II DPRD Bone Idris kepada detikSulsel, Kamis (2/6/2022).

40 warga protes karena dikeluarkan dari daftar penerima BLT tanpa musyawarah.

Idris mengingatkan mencabut warga dari daftar keluarga penerima manfaat (KPM) tidak boleh dilakukan tanpa dasar yang jelas.

“Jangankan Pak Desa, bupati pun tidak bisa mencabut karena ini program pusat bukan programnya pak desa. Ini tidak boleh, mereka sudah terdata dari awal dan nama-namanya pasti terdaftar di pusat,” tuturnya.

Dia pun memperingatkan Kades Waji bernama Setta agar tidak membawa-bawa urusan politik dengan bantuan sosial.

Ada konsekuensi hukum termasuk ancaman pidana bila mencoret warga dari daftar penerima BLT.

“Jangan karena beda dukungan pilkades mereka dicoret. Dan juga, uang yang dipakai untuk BLT ini bukan uang pribadi kades. Ini uang negara,” tukasnya.

Kades Dituding Memasukkan Warga Mampu di Daftar Baru Penerima BLT

Kepala Dusun Takku Desa Waji, Pardi menuturkan warga yang mengadu ke DPRD merasa kebijakan kades ini tak adil.

Pasalnya warga yang dicoret merupakan warga masuk kategori miskin.

“Parahnya mereka digantikan oleh warga mampu bahkan kategori sangat mampu. Karena punya mobil, punya sarang walet,” ucapnya.

Pardi menambahkan 40 warga yang dicoret berasal dari 4 dusun. Antara lain Dusun Takku, Dusun Pattununge, Mauleng dan Lanre’e.

Mereka mengadu ke DPRD lantaran pihak kecamatan tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini.

“Saya kemarin mengadu ke DPRD karena kecamatan tidak pernah respons soal ini. Padahal banyak masyarakat sudah resah,” bebernya.

Dia menuding penerima baru merupakan para pendukung kepala desa saat pilkades sehingga dia meminta Kades bisa terbuka kapada warga.

Kades juga bisa mengajak warga berdiskusi, bermusyawarah bukan malah ambil keputusan sepihak.

“Mereka yang masuk ini termasuk pendukungnya semua Pak Desa. Kita mau tau sebenarnya alasan penggantiannya, cuma Pak Desa tidak mau keluarkan datanya. Dan kita baru tau pada saat penyaluran. Malah ada beberapa pengusaha yang sukses di Malaysia yang menerima,” tuturnya.

Kades Bantah Tudingan Coret 40 Penerima BLT Gegara Pilkades

Kepala Desa Waji Setta angkat suara terkait tudingan warga.

Dia menyebut 40 warga yang dicoret dari daftar penerima BLT tak ada hubungannya dengan pilkades.

“Tidak benar itu. Ini hanya karena sudah lebih satu tahun menerima, jadi saya ganti,” ujar Setta kepada detikSulsel, Kamis (2/6).

Dia mengaku ingin melakukan pemerataan warga penerima sehingga tudingan dia mengganti warga miskin dengan warga yang lebih mampu atau berkecukupan disebutnya tak berdasar.

Dia menyebut tudingan dari kepala dusun bernama Pardi tak sesuai fakta.

“Terkait ada warga yang sudah memiliki mobil dan sarang walet hanya bahasa kepala dusun. Sebenarnya untuk kendaraan milik orang tuanya, dan orang itu janda dua anak, tidak ada usahanya, dan sudah pisah kartu keluarga dari orang tuanya,” katanya.

Sehingga dia bisa menjamin, proses pergantian warga penerima BLT diakuinya sudah berjalan sesuai aturan yang ada.

Dia juga melakukan verifikasi agar penerima bantuan tidak ganda menerima bantuan lain seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Semuanya sesuai dengan aturan, bisa digantikan misalnya sudah satu tahun menerima, dan bisa dialihkan. Tidak ada ji yang menerima ganda,” tukasnya. (***)

Artikel ini telah tayang di detiksulsel.com dengan judul Pengakuan 40 Warga Desa di Bone Dicoret dari Penerima BLT Gegara Pilkades

Comments


EmoticonEmoticon